Banyak orang kurang sepakat akan definisi workaholic atau gila kerja. Ada yang bilang, gila kerja itu dikarenakan orang tersebut mencintai pekerjaannya, sehingga bersedia mengorbankan seluruh waktunya untuk pekerjaan itu. Tetapi, menurut Dr Randall S. Hansen, edukator dan penulis buku seputar motivasi, di masa sekarang workaholic bukan hanya sebatas rasa cinta terhadap pekerjaan.
"Ini juga berkaitan dengan tuntutan finansial, sosial, dan juga teknologi. Tuntutan finansial membuat Anda harus menghasilkan banyak uang untuk kebutuhan hidup, sehingga bisa jadi Anda akan melakukan segala jenis pekerjaan dan mengorbankan waktu istirahat. Sementara tuntutan sosial lebih berkaitan pada budaya kerja masyarakat atau negara tertentu. Sedangkan tuntutan teknologi sedikit-banyak dipengaruhi oleh adanya e-mail, Blackberry, hingga fasilitas lainnya. Otomatis, Anda tidak bisa beristirahat meskipun sudah di rumah," jelas Hansen.
Menjadi workaholic bisa berdampak buruk terhadap hidup Anda. Misalnya saja, Anda jadi mudah stres. Kemudian, frekuensi pertemuan dengan orang-orang terdekat juga jadi berkurang. Survei yang dilakukan di Amerika Serikat memperlihatkan, 40 persen pekerja malah tidak ingin mengambil kesempatan untuk berlibur, karena takut ketinggalan pekerjaan saat kembali bekerja lagi. Padahal, liburan juga penting untuk menyeimbangkan kondisi pikiran dan jiwa kita.
Untuk bisa berhenti menjadi workaholic, menurut Hansen, diperlukan strategi yang tepat. Inilah beberapa di antaranya:
Ambillah cuti, lalu habiskan bersama pasangan maupun teman dekat Anda. Putuskan hubungan sementara dengan pekerjaan selama Anda cuti. Matikan ponsel selama berlibur atau pergilah ke daerah yang tidak memiliki akses internet, sehingga Anda punya waktu untuk menikmati istirahat dan menyeimbangkan hidup.
2. Belajarlah mendelegasikan pekerjaan.
Hindari dorongan untuk menyelesaikan semua pekerjaan sendirian. Bagilah bersama dengan rekan satu tim, sehingga bisa diselesaikan dengan efisien dan cepat, tanpa harus lembur tak berkesudahan.
3. Belajarlah untuk percaya bahwa tidak ada salahnya jika suatu ketika Anda hanya duduk saja dan tidak melakukan apa-apa.
Misalnya, saat sedang menikmati hari Minggu di rumah. Daripada malah menghidupkan komputer dan memeriksa e-mail, lebih baik Anda berbincang dengan teman atau sekadar membaca majalah. Temukan satu-dua hobi yang bisa Anda nikmati di waktu senggang.
4. Lawanlah dorongan untuk melakukan segalanya dengan sesempurna mungkin.
Terimalah kenyataan bahwa setiap orang memiliki kekurangan. Sejauh pekerjaan Anda sudah memenuhi standar, tidak perlu mengulanginya berkali-kali lagi dengan harapan menjadi sempurna.
5. Berolahragalah. Dengan berolahraga, Anda jadi lebih sehat baik secara fisik maupun jiwa. Jadikan olahraga sebagai kegiatan rutin, sehingga Anda seperti mendapatkan alasan untuk meninggalkan kantor saat pekerjaan sudah selesai -bukannya malah mencari-cari pekerjaan baru yang bisa dikerjakan.
0 Comments