BERAS Taj Mahal seperti buah apel. Beras ini tidak akan merespon kenaikan gula darah, namun justru mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil. Beras ini juga bagus untuk pelaksanan program diet.
Nasi dari beras ini rendah kalori, di mana satu piring (125 gram) hanya 75 kalori, sedangkan beras biasa 300 kalori. Selain itu, memiliki kadar gula dan fat rendah serta tidak berkanji.
Oleh Healthier Choice Singapore dan Australia International Diabetes Insitute ABN, beras Taj Mahal dinyatakan dapat mencegah diabetes, ejakulasi dini, mengatasi berat badan, mempercepat proses diet, dan mencegah penuaan dini.
Dunia selebriti yang telah merasakan manfaatnya, menjadikan beras tersebut sebagai pengganti nasi biasa. Seperti yang dilakukan dokter Badariah, pegawai dinas kesehatan di Malaysia. Bersama suami dan pembantunya, dia menjadikan beras Taj Mahal sebagai pengganti nasi biasa.
’’Alhamudillah, hingga kini kami sekeluarga sehat, dan bugar. Makan kenyang tidak menjadi gendut,’’ kata Badariah, kepada Suara Merdeka yang berkunjung di rumahnya, di Kualalumpur, Malaysia, bebarapa pekan lalu.
Kenyataan itu membuktikan, bahwa padi varietas mani chamba (beras Taj Mahal) yang ditanam secara organik 100 %, dan hanya ditanaman di area berkapur, masak di tangkai selama tujuh bulan, tidak dikhususkan untuk orang sakit.
Bears ini bisa dikonsumsi siapa saja, anak-anak hingga orang tua. Beras tersebut bisa dijumpai di supermarket, apotik, toko buah dan swalayan. Bagi penderita kencing manis, ejakulasi dini, kurang gairah tak perlu cemas lagi.
Prof DR S Kannaiyan, konsultan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menjelaskan, kandungan beras ini tidak hanya membantu mengontrol gula darah, tapi juga membuat tubuh tetap segar, bahkan tidak cepat lelah.
Beras ini, menurut studi yang dilakukan JC Brand-Miller, Human Nutrition Unit dari University of Sydney, juga dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Dengan mengonsumsi nasi Taj Mahal, manusia dapat merasakan kualitas kehidupan yang lebih baik.
Indeks Glikemik Sementara itu, uji klinis Diabetes Institute Australia (IDIA), pada tahun 2001 menyebutkan, beras ini juga mengandung Indeks Glikemik (glycemic indeks) yang rendah, yaitu kadar indeks 36 sama seperti kandungan buah apel.
Glycemic indeks, merupakan respon gula darah selama dua jam setelah seseorang mengonsumsi 50 gram pangan, kemudian dibandingkan dengan respon apabila orang tersebut mengonsumsi pangan standar glukosa.
Makanan dengan glycemic indeks tinggi akan mempercepat produksi insulin dan boros. Pangan jenis ini, biasanya kaya karbohidrat/pati, glukosa rendah serat, yang juga terdapat pada makanan yang terlalu matang.
Sebaliknya, makanan dengan Indeks Glikemik rendah, tidak terlalu cepat merespon produksi insulin, hormon yang diproduk sel beta di pankreas. Selain itu, beras ini juga dapat menyebabkan penggunaan insulin menjadi lebih irit.
Dengan demikian, kita dapat memakannya dengan porsi normal tanpa perlu khawatir kelebihan kalori. Sebab, kalori yang diserap tubuh hanya sebesar kandungan kalori pada sebuah apel.
Melihat khasiat dari beras Taj Mahal, orang India menyebutnya ’’The King of Rice’’ (raja beras). Butir beras ini sangat kecil, jika dimasak akan mengembang tiga hingga empat kali dari ukuran beras biasa.
Cara memasaknya, satu gelas diberi 3 gelas air (1:3), hasilnya empat piring. Sedangkan beras biasa pada umumnya, satu gelas setelah dimasak hanya mengasilkan dua piring (5 kg beras Taj Mahal seperti 10 kg beras biasa).
Beras asal India ini, kaya akan mineral, zinc, karbohidrat komplet, serta serat larut yang baik untuk kesehatan usus. Kandungan kalsium dan fosfornya yang signifikan, penting untuk mencegah tulang keropos (osteoporisis). Dan, membantu pertumbuhan tulang, serta gigi pada anak-anak.
Menurut kesaksian Dato Prof Mustaffa Embong dari National Diabetes Institute of Malaysia, beras ini kaya protein, mengandung vitamin B1, B2, A, C, D3, E, Folic Acid, dan Niacin
Nasi dari beras ini rendah kalori, di mana satu piring (125 gram) hanya 75 kalori, sedangkan beras biasa 300 kalori. Selain itu, memiliki kadar gula dan fat rendah serta tidak berkanji.
Oleh Healthier Choice Singapore dan Australia International Diabetes Insitute ABN, beras Taj Mahal dinyatakan dapat mencegah diabetes, ejakulasi dini, mengatasi berat badan, mempercepat proses diet, dan mencegah penuaan dini.
Dunia selebriti yang telah merasakan manfaatnya, menjadikan beras tersebut sebagai pengganti nasi biasa. Seperti yang dilakukan dokter Badariah, pegawai dinas kesehatan di Malaysia. Bersama suami dan pembantunya, dia menjadikan beras Taj Mahal sebagai pengganti nasi biasa.
’’Alhamudillah, hingga kini kami sekeluarga sehat, dan bugar. Makan kenyang tidak menjadi gendut,’’ kata Badariah, kepada Suara Merdeka yang berkunjung di rumahnya, di Kualalumpur, Malaysia, bebarapa pekan lalu.
Kenyataan itu membuktikan, bahwa padi varietas mani chamba (beras Taj Mahal) yang ditanam secara organik 100 %, dan hanya ditanaman di area berkapur, masak di tangkai selama tujuh bulan, tidak dikhususkan untuk orang sakit.
Bears ini bisa dikonsumsi siapa saja, anak-anak hingga orang tua. Beras tersebut bisa dijumpai di supermarket, apotik, toko buah dan swalayan. Bagi penderita kencing manis, ejakulasi dini, kurang gairah tak perlu cemas lagi.
Prof DR S Kannaiyan, konsultan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menjelaskan, kandungan beras ini tidak hanya membantu mengontrol gula darah, tapi juga membuat tubuh tetap segar, bahkan tidak cepat lelah.
Beras ini, menurut studi yang dilakukan JC Brand-Miller, Human Nutrition Unit dari University of Sydney, juga dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Dengan mengonsumsi nasi Taj Mahal, manusia dapat merasakan kualitas kehidupan yang lebih baik.
Indeks Glikemik Sementara itu, uji klinis Diabetes Institute Australia (IDIA), pada tahun 2001 menyebutkan, beras ini juga mengandung Indeks Glikemik (glycemic indeks) yang rendah, yaitu kadar indeks 36 sama seperti kandungan buah apel.
Glycemic indeks, merupakan respon gula darah selama dua jam setelah seseorang mengonsumsi 50 gram pangan, kemudian dibandingkan dengan respon apabila orang tersebut mengonsumsi pangan standar glukosa.
Makanan dengan glycemic indeks tinggi akan mempercepat produksi insulin dan boros. Pangan jenis ini, biasanya kaya karbohidrat/pati, glukosa rendah serat, yang juga terdapat pada makanan yang terlalu matang.
Sebaliknya, makanan dengan Indeks Glikemik rendah, tidak terlalu cepat merespon produksi insulin, hormon yang diproduk sel beta di pankreas. Selain itu, beras ini juga dapat menyebabkan penggunaan insulin menjadi lebih irit.
Dengan demikian, kita dapat memakannya dengan porsi normal tanpa perlu khawatir kelebihan kalori. Sebab, kalori yang diserap tubuh hanya sebesar kandungan kalori pada sebuah apel.
Melihat khasiat dari beras Taj Mahal, orang India menyebutnya ’’The King of Rice’’ (raja beras). Butir beras ini sangat kecil, jika dimasak akan mengembang tiga hingga empat kali dari ukuran beras biasa.
Cara memasaknya, satu gelas diberi 3 gelas air (1:3), hasilnya empat piring. Sedangkan beras biasa pada umumnya, satu gelas setelah dimasak hanya mengasilkan dua piring (5 kg beras Taj Mahal seperti 10 kg beras biasa).
Beras asal India ini, kaya akan mineral, zinc, karbohidrat komplet, serta serat larut yang baik untuk kesehatan usus. Kandungan kalsium dan fosfornya yang signifikan, penting untuk mencegah tulang keropos (osteoporisis). Dan, membantu pertumbuhan tulang, serta gigi pada anak-anak.
Menurut kesaksian Dato Prof Mustaffa Embong dari National Diabetes Institute of Malaysia, beras ini kaya protein, mengandung vitamin B1, B2, A, C, D3, E, Folic Acid, dan Niacin
0 Response to "Enjakulasi Dini...??? Ayoo Cegah Dengan Beras Taj Mahal Yang Kaya Manfaat"
Posting Komentar