Anak Belajar |
AKTIVITAS di siang hari terkadang telah membuat para orang tua lelah sehingga tidak sempat memberi bimbingan untuk putra-putrinya belajar di rumah.
Sama halnya, terkadang beban pelajaran yang belum dipahami membuat si kecil ogah-ogahan untuk mengerjakan tugas rumah mereka.
Belajar, bagi anak usia sekolah kadang menjadi hal yang meyebalkan dan dihindari. Mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan tugas, hingga mempersiapkan diri untuk pelajaran esok sering menjadi rutinitas yang menjemukan bagi anak.
Banyak faktor yang membuat "acara belajar" tidak menarik bagi si kecil. Rasa segan atau enggan belajar pada anak dapat berasal dari godaan luar yang lebih menarik perhatiannya. Rasa jemu itu di antaranya didasari karena kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain, suasana di rumah yang tidak mendukung, sakit, sedih, bermasalah di sekolah, hingga karena alasan malas.
Untuk mengembalikan gairah belajar pada anak perlu kiranya para ayah ibu mendampinginya. Anak seringkali membutuhkan pendampingan orang tua pada waktu belajar.
Dorongan itu bisa orang tua berikan melalui:
1. Pemberian intensif agar anak mau belajar
Intensif yang bisa ditawarkan orang tua dapat berupa materi, yaitu hadiah yang menjadi idaman si kecil setelah menggapai prestasi maksimalnya, atau cukup berupa penghargaan dan pujian. Karena anak juga seringkali haus perhatian dan pujian. Dengan memberi perhatian pada usaha anak, ia akan lebih termotivasi untuk belajar. Pujian hangat yang pada tempatnya dapat membakar semangat belajar anak.
2. Penanaman arti pentingnya belajar
Anak mungkin belum begitu paham manfaat belajar. Namun tentu motivasi untuk belajar itu tentu perlu terus ditanamkan. Untuk itu, orang tua pelu menanamkan arti penting dan manfaat meraih ilmu, yaitu dengan bahasa yang dimengerti anak.
3. Memberi perhatian pada yang tengah dipelajari anak
Pendamping juga dapat mengasah pengetahuan anak seputar yang dipelajarinya dengan mengajukan pertanyaan sederhana tentang topik yang dipelajari. Seringlah mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak.
Orang tua dapat memposisikan dirinya bukan sebagai pengajar, tapi justru pada posisi "murid" yang ingin mengetahui ilmu baru. Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil belajar. Namun jika tidak ajak anak untuk menemukan jawabannya di buku pelajaran.
Cara unik ini perlu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak pada yang ia baca/pelajari. Dengan metode itu, anak terlatih memahami dan mengingat informasi yang ia serap, hingga lebih berkonsentrasi tentang apa yang mereka baca/pelajari.
4. Men-setting suasana belajar
Mengupayakan waktu belajar menjadi senyaman dan semenyenangkan mungkin juga sangat perlu. Membuat acara belajar tanpa omelan membuat anak menyerap nilai positif dari saat-saat belajar di rumah. Penciptaan waktu belajar yang nyaman dan berkualitas penting bagi anak.
5. Menemukan metode belajar yang tepat
Temukan juga metode belajar yang efektif dengan mempetimbangkan keinginan anak. Anak mungkin punya cara sendiri untuk memahami yang dipelajarinya, mungkin dengan membacanya keras-keras, merenungkan bacaan di depannya, membuat catatan ringkas penuh gambar dan berwarna-warni, dan lain sebagainya. Sehingga meski dengan sarana seadanya, pelajaran dapat terserap maksimal oleh anak dengan baik. Semoga bermanfaat.
Sama halnya, terkadang beban pelajaran yang belum dipahami membuat si kecil ogah-ogahan untuk mengerjakan tugas rumah mereka.
Belajar, bagi anak usia sekolah kadang menjadi hal yang meyebalkan dan dihindari. Mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan tugas, hingga mempersiapkan diri untuk pelajaran esok sering menjadi rutinitas yang menjemukan bagi anak.
Banyak faktor yang membuat "acara belajar" tidak menarik bagi si kecil. Rasa segan atau enggan belajar pada anak dapat berasal dari godaan luar yang lebih menarik perhatiannya. Rasa jemu itu di antaranya didasari karena kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain, suasana di rumah yang tidak mendukung, sakit, sedih, bermasalah di sekolah, hingga karena alasan malas.
Untuk mengembalikan gairah belajar pada anak perlu kiranya para ayah ibu mendampinginya. Anak seringkali membutuhkan pendampingan orang tua pada waktu belajar.
Dorongan itu bisa orang tua berikan melalui:
1. Pemberian intensif agar anak mau belajar
Intensif yang bisa ditawarkan orang tua dapat berupa materi, yaitu hadiah yang menjadi idaman si kecil setelah menggapai prestasi maksimalnya, atau cukup berupa penghargaan dan pujian. Karena anak juga seringkali haus perhatian dan pujian. Dengan memberi perhatian pada usaha anak, ia akan lebih termotivasi untuk belajar. Pujian hangat yang pada tempatnya dapat membakar semangat belajar anak.
2. Penanaman arti pentingnya belajar
Anak mungkin belum begitu paham manfaat belajar. Namun tentu motivasi untuk belajar itu tentu perlu terus ditanamkan. Untuk itu, orang tua pelu menanamkan arti penting dan manfaat meraih ilmu, yaitu dengan bahasa yang dimengerti anak.
3. Memberi perhatian pada yang tengah dipelajari anak
Pendamping juga dapat mengasah pengetahuan anak seputar yang dipelajarinya dengan mengajukan pertanyaan sederhana tentang topik yang dipelajari. Seringlah mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak.
Orang tua dapat memposisikan dirinya bukan sebagai pengajar, tapi justru pada posisi "murid" yang ingin mengetahui ilmu baru. Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil belajar. Namun jika tidak ajak anak untuk menemukan jawabannya di buku pelajaran.
Cara unik ini perlu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak pada yang ia baca/pelajari. Dengan metode itu, anak terlatih memahami dan mengingat informasi yang ia serap, hingga lebih berkonsentrasi tentang apa yang mereka baca/pelajari.
4. Men-setting suasana belajar
Mengupayakan waktu belajar menjadi senyaman dan semenyenangkan mungkin juga sangat perlu. Membuat acara belajar tanpa omelan membuat anak menyerap nilai positif dari saat-saat belajar di rumah. Penciptaan waktu belajar yang nyaman dan berkualitas penting bagi anak.
5. Menemukan metode belajar yang tepat
Temukan juga metode belajar yang efektif dengan mempetimbangkan keinginan anak. Anak mungkin punya cara sendiri untuk memahami yang dipelajarinya, mungkin dengan membacanya keras-keras, merenungkan bacaan di depannya, membuat catatan ringkas penuh gambar dan berwarna-warni, dan lain sebagainya. Sehingga meski dengan sarana seadanya, pelajaran dapat terserap maksimal oleh anak dengan baik. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Dampingi Anak Waktu Belajar"
Posting Komentar